Kamis, 17 Juli 2014

ITB Guide for Maba : Perpustakaan

Mumpung camaba ITB 2014 masih semangat-semangatnya abis diterima, mungkin ada baiknya bikin tulisan soal seluk-beluk kampus. Sekalian mengisi blog yang sudah lama terbengkalai ini.

Mari kita mulai dengan perpustakaan.

Bagi camaba yang baru dateng ke kampus Ganesha, harus tahu letak bangunan yang satu ini atau paling gak bentuknya. Buat yang penasaran dengan bentuk bangunannya, ini fotonya :
Courtesy of muhdhito.me

Bentuknya katanya dibuat supaya mirip dengan tumpukan buku walaupun gak terlalu mirip. Kakak tingkat saya pernah bilang kalau perpus pusat itu mirip markas Power Rangers. Tapi zaman dulu penampilan perpus pusat lebih kumuh dari sekarang sampai-sampai dijuluki WC Umum. Sekarang sudah rada keren. Udah mirip kayak perpus di LN lah.

Perpus ini punya waktu buka dari Senin-Sabtu. Untuk hari Senin-Jumat, perpus buka dari jam 08.00-21.00. Untuk hari Sabtu kalau gak salah dari jam 09.00-14.00. Waktu lain yang perlu diperhatikan itu jam 11.00-13.00 hari Senin-Kamis. Jam segitu karyawan perpus istirahat. Jadi penitipan tas dan peminjaman buku akan tutup jam segitu. Hari Jumat perpus akan tutup pada jam 10.30 menjelang Sholat Jumat.

Langkah pertama buat para maba adalah buat kartu perpus. Ini penting apalagi kalau kalian mau pinjam buku TPB.

Untuk buat kartu perpus yang harus kalian lakukan adalah mempersiapkan KTM/KSM lalu tinggal datangi Mas/Mbak/Bapak/Ibu di bagian sirkulasi lantai 1. Gak tau bagian sirkulasi ? Tanya aja di mana tempat minjam buku pasti ditunjukin ke tempat sirkulasi kok. Selanjutnya tinggal ikutin petunjuk dari petugasnya doang sampe beres. Prosesnya gak terlalu lama kok.

Setelah ini kalian sudah bisa meminjam buku !

Untuk meminjam buku, kalian tinggal ambil buku dari rak lalu bawa buku ke bagian sirkulasi--tempat kalian buat kartu perpus. Jangan lupa bawa kartu perpus dan KTM untuk meminjam. Kalau gak, petugas sirkulasi bakal menolak. Maksimal kalian bisa pinjam 10 buku.

Untuk batas waktu, ada perbedaan. Untuk koleksi buku TPB batas waktunya 1 minggu. Kalau untuk koleksi mingguan batas waktunya 2 minggu. Setelah itu peminjaman bisa diperpanjang atau bukunya bisa dikembalikan. Kalau telat kalian kena denda Rp.1000/hari minus hari libur. Walaupun kadang-kadang (atau sering ?) ada yang bandel juga dengan alasan tertentu (alasannya apa ? Ah entar juga tau hehehe).

Protips dan Trivia :


  • Salah satu trik yang dilakukan anak ITB untuk dapat buku gratis. Triknya : pinjam buku seperti biasa lalu ketika masa berlakunya habis perpanjang lagi masa berlaku di sirkulasi. Begitu seterusnya. Dengan cara ini, buku tadi bisa dipinjam sampe satu semester. Kalau kalian liat buku dengan tanggal pengembalian yang teratur dan berturut-turut, nah itu karena trik yang satu ini. Tapi ya jangan kebangetan juga minjemnya, kasih yang lain kesempatan buat minjem juga. Ok adik-adik ?
  • Buku-buku untuk belajar Mafiki (catat judulnya !). Matematika : Calculus, Purcell. Fisika : Fundamentals of Physics, Halliday. Kimia : Chemistry, Brady; Buku kimia karangan Hiskia Ahmad.
  • Pinjam buku jauh-jauh hari sebelum ujian. Biasanya kalau udah deket-deket ujian buku favorit udah pada ilang dari rak. Buku-buku yang duluan ilang biasanya buku yang berbahasa Indonesia. Jadi kalau telat minjem, terpaksa harus pake buku yang bahasa Inggris.
Sekian info soal perpus. Sisanya kalian eksplor sendiri. Kalau ada yang tidak tercantum di sini mungkin bisa dibilang supaya ditambahkan.

Sabtu, 28 Juni 2014

Bikin Makalah Gak Boleh Pake Sumber dari Wikipedia ? Waduuh...

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah baca di blog-nya Pak Budi Raharjo mengenai pemakaian sumber referensi dari Wikipedia.

Dari postingnya Pak Budi saya baru tahu kalau pemakaian sumber referensi dari Wikipedia tidak dianjurkan karena beberapa alasan. Bahkan untuk beberapa makalah tidak diperbolehkan karena alasan tertentu.

Saya yang doyan ngutip di Wikipedia langsung nyesek melihat posting Pak Budi. Bagaimana tidak, wong Wikipedia sudah jadi semacam one stop shopping buat referensi (selain Google tentunya). Namun jika diselidiki lagi ada benarnya juga posting Pak Budi.

Alasan utama kenapa Wikipedia tidak dianggap menjadi sumber yang relevan adalah karena isi dari Wikipedia sendiri tidak tetap, isinya bisa diedit kapanpun. Sehingga pada suatu saat jika isi makalah kita dicek sumbernya bisa jadi isi artikel Wikipedia berbeda. Hal ini bisa menyebabkan ketidakkonsistenan mengenai mana yang sebenarnya benar.

Melihat alasan tersebut, pada akhirnya saya juga mau tidak mau setuju bahwa Wikipedia bukan media yang dianjurkan untuk dijadikan bahan referensi. Walaupun pada akhirnya saya merasa bahwa tugas makalah berikutnya mendadak menjadi lebih ribet dari sebelumnya (padahal saya gak suka yang ribet-ribet hiks).

Kamis, 20 Maret 2014

Keyboad Layout Baru Khusus Indonesia ?

Untuk hampir semua komputer, keyboard layout yang paling beken sudah pasti QWERTY. Mungkin ada jutaan komputer yang keyboard layout-nya QWERTY.

Tapi tenyata QWERTY bukan satu-satunya. 

Tahun 1936, August Dvorak mematenkan keyboad layout yang dinamakan DVORAK. Dvorak membuat keyboard layout-nya setelah melakukan studi mengenai fisiologi tangan dan huruf-huruf yang paling sering dipakai dalam bahasa Inggris. Hasilnya adalah tata letak keyboard yang meningkatkan kecepatan mengetik pengetiknya. DVORAK bahkan diklaim dapat mengurangi resiko RSI (Repetitive Strain Injury).

Keyboard DVORAK (cellularscale.blogspot.com)
Selain itu ada AZERTY yang digunakan salah satunya oleh Prancis, QZERTY yang digunakan Italia, dan QWERTZ yang digunakan oleh Jerman.

Keyboard AZERTY (ordi.skynetblogs.be)

Nah, sekarang bagaimana dengan Indonesia ?

www.nationsonline.org
Apa Indonesia punya keyboard layout sendiri ? 

Atau mungkin sudah waktunya Indonesia punya keyboard layout sendiri ?

Mungkin ini pertanyaan gak penting. Tapi ya saya kepikiran saja bagaimana seandainya jika Indonesia punya keyboard layout sendiri bagaimana bentuknya ya. Lagipula Prancis pakai AZERTY, Jerman pakai QWERTZ, Italia pakai QZERTY lalu kenapa Indonesia tidak ? Bukankah QWERTY sendiri asalnya dari Amerika yang notabene berbeda bahasanya dari Indonesia. Jadi bukankah lebih cocok kalau kita memakai keyboard layout yang sesuai dengan sintaks bahasa kita sendiri ?

Ini hanya pikiran iseng saya saja dan tidak perlu dipikirkan terlalu dalam Hehehe... Tapi mungkin ini bakal jadi topik yang bagus dalam diskusi mengenai ergonomi. Bahkan mungkin bisa jadi topik skripsi (ada yang berminat ?).

Jadi ada yang berminat meneliti soal ini ?

Referensi :

http://en.wikipedia.org/wiki/Keyboard_layout#QWERTY-based_layouts_for_Latin_script
http://en.wikipedia.org/wiki/Dvorak_Simplified_Keyboard