Kalau kalian nge-fans pada karya-karya Ahmad Fuadi seperti Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Warna mungkin memerhatikan bahwa masing-masing novel tersebut membawa suatu kata mutiara. Novel Negeri Lima Menara mengandung kalimat Man Jadda Wajada (siapa bersungguh-sungguh akan berhasil) dan novel Ranah Tiga Warna mengandung kalimat Man Shabara Zhafira (siapa bersabar dia beruntung). Dalam perjalanan hidupnya, tokoh Alif menggunakan kedua kalimat tersebut sebagai salah satu prinsip hidupnya.
Baru-baru ini Ahmad Fuadi menerbitkan novel terakhir dari trilogi ini. Novel ini berjudul Rantau Satu Muara. Seperti kedua novel sebelumnya, novel ini juga membawa kalimat mutiara. Kali ini kalimat mutiara tersebut adalah Man Saara Ala Darbi Washala.
Postingan ini tidak akan membahas novel Ahmad Fuadi yang terakhir tersebut. Yang akan disoroti pada postingan ini adalah kalimat mutiara yang terkandung dalam novel tersebut.
Seperti dua kalimat mutiara sebelumnya, Man Saara Ala Darbi Washala juga berasal dari bahasa Arab. Kalimat tersebut memiliki arti "siapa yang berjalan di jalannya akan sampai". Maksudnya siapa saja yang terus mengikuti jalan untuk menggapai tujuannya pada akhirnya akan sampai pada tujuannya (dengan seizin Allah tentunya).
Dari novel Ahmad Fuadi yang saya baca, kalimat mutiara ini ada hubungannya dengan konsistensi dalam usaha menggapai cita-cita. Artinya jika kita dapat dengan konsisten melakukan suatu hal untuk menggapai cita-cita, maka Insya Allah kita akan berhasil menggapai cita-citanya. Masalah konsistensi ini pun terlihat dalam novel ketika Alif mengingat petuah gurunya di pesantren dahulu.
Dalam hal menggapai cita-cita untuk sukses, kalimat mutiara itu juga berlaku. Untuk mencapai kesuksesan di suatu bidang, kita harus konsisten dalam bidang yang kita geluti. Karena itu, apa yang kita lakukan harus kita nikmati. Dengan kata lain, apa yang kita lakukan haruslah sesuai dengan passion kita. Bagaimana mungkin kita bisa meraih sebuah prestasi jika kita tidak menikmati apa yang kita lakukan ?
Karena itu selama masih sempat, kita harus terus mencari apa yang benar-benar menjadi passion kita. Passion tersebut tidak perlu terpaku pada bidang atau jurusan yang kita geluti. Toh ada juga orang-orang yang membelot keluar dari jurusan kuliahnya dan masih bisa sukses (Saya pernah menulis fenomena pembelotan ini di sini). Intinya, carilah hal yang benar-benar kita nikmati melakukannya dan yang terpenting tidak bertentangan dengan perintah Allah Taala.
Akhir kata, mari kita cari passion kita masing-masing. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang sukses dunia dan akhirat.
NB : Tulisan ini hanya penafsiran penulis pada arti dari kalimat tersebut. Jika ada kesalahan tafsir dari tulisan ini mohon dibenarkan. Wallahu a'lam bisshawab.
Referensi :
Fuadi, Ahmad. 2013. Rantau 1 Muara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://elrianjani.wordpress.com/al-mahfudzot/
Baru-baru ini Ahmad Fuadi menerbitkan novel terakhir dari trilogi ini. Novel ini berjudul Rantau Satu Muara. Seperti kedua novel sebelumnya, novel ini juga membawa kalimat mutiara. Kali ini kalimat mutiara tersebut adalah Man Saara Ala Darbi Washala.
Postingan ini tidak akan membahas novel Ahmad Fuadi yang terakhir tersebut. Yang akan disoroti pada postingan ini adalah kalimat mutiara yang terkandung dalam novel tersebut.
Seperti dua kalimat mutiara sebelumnya, Man Saara Ala Darbi Washala juga berasal dari bahasa Arab. Kalimat tersebut memiliki arti "siapa yang berjalan di jalannya akan sampai". Maksudnya siapa saja yang terus mengikuti jalan untuk menggapai tujuannya pada akhirnya akan sampai pada tujuannya (dengan seizin Allah tentunya).
Dari novel Ahmad Fuadi yang saya baca, kalimat mutiara ini ada hubungannya dengan konsistensi dalam usaha menggapai cita-cita. Artinya jika kita dapat dengan konsisten melakukan suatu hal untuk menggapai cita-cita, maka Insya Allah kita akan berhasil menggapai cita-citanya. Masalah konsistensi ini pun terlihat dalam novel ketika Alif mengingat petuah gurunya di pesantren dahulu.
"Aku ingat pesan Kiai Rais, 'Berusahalah untuk mencapai sesuatu yang luar biasa dalam hidup kalian setiap tiga sampai lima tahun. Konsistenlah selama itu, maka Insya Allah akan ada terobosan prestasi yang tercapai.' "Dari perkataan di atas, tampak jelas kalau konsistensi amat dibutuhkan dalam menggapai cita-cita. Seorang pelajar misalnya jika ingin punya peluang lulus seleksi di universitas yang diinginkan harus terus berdoa dan belajar dengan konsisten. Orang yang ingin hidup lebih sehat harus secara konsisten mengikuti kebiasaan olahraga rutin dan pola makan yang teratur.
Dalam hal menggapai cita-cita untuk sukses, kalimat mutiara itu juga berlaku. Untuk mencapai kesuksesan di suatu bidang, kita harus konsisten dalam bidang yang kita geluti. Karena itu, apa yang kita lakukan harus kita nikmati. Dengan kata lain, apa yang kita lakukan haruslah sesuai dengan passion kita. Bagaimana mungkin kita bisa meraih sebuah prestasi jika kita tidak menikmati apa yang kita lakukan ?
Karena itu selama masih sempat, kita harus terus mencari apa yang benar-benar menjadi passion kita. Passion tersebut tidak perlu terpaku pada bidang atau jurusan yang kita geluti. Toh ada juga orang-orang yang membelot keluar dari jurusan kuliahnya dan masih bisa sukses (Saya pernah menulis fenomena pembelotan ini di sini). Intinya, carilah hal yang benar-benar kita nikmati melakukannya dan yang terpenting tidak bertentangan dengan perintah Allah Taala.
Akhir kata, mari kita cari passion kita masing-masing. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang sukses dunia dan akhirat.
NB : Tulisan ini hanya penafsiran penulis pada arti dari kalimat tersebut. Jika ada kesalahan tafsir dari tulisan ini mohon dibenarkan. Wallahu a'lam bisshawab.
Referensi :
Fuadi, Ahmad. 2013. Rantau 1 Muara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://elrianjani.wordpress.com/al-mahfudzot/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar